art for people movement

bergerak dari bawah

Rabu, 20 Oktober 2010

pahlawan inspirasi nasional

Beberapa hari ini terbersit dalam pikiran kita bahwa kata-kata pahlawan justru sering menjadi bahan obrolan di kantor-kantor sampai di warung kopi jalanan. Baik orang dewasa maupun anak-anak. Banyak pemaknaan kata pahlawan.Pahlawan adalah pembela negara.Pahlawan adalah orang yang sudah tiada karena membela bangsa dan negara dalam perang fisik, buktinya banyak taman makam pahlawan.
Sementara yang lainnya menganggap bahwa pahlawan adalah figur pemersatu bangsa, dan tidak harus mati dulu baru kemudian dijadikan sebagai pahlawan. Nama pahlawan sering juga di pasang sebagai nama jalan, gedung bahkan gambar mata uang. Mungkin itulah cara menghargai jasa-jasa pahlawan.Tetapi bagi anak-anak SD yang sekolahnya hampir ambruk karena proyek pembangunan belum ada yang turun menyapa, bagi mereka pahlawan yang harum namanya adalah guru setia mereka dan orang yang secara cepat dapt mendirikan sekolah mereka yang hampir rubuh. Dewan perwakilan rakyat pun jika tidak ada kontribusinya pada sekolah mereka tetap mereka anggap bukan apa-apa.Yah hanya manusia biasa saja.Pak War , warga desa miskin yang mau menyumbangkan sedikitnya bambu batang penyangga kuda-kuda sekolah, itulah yang mereka anggap sebagai pahlawan mereka. Hidup Pak War !! terimakasih Pak War..!
Lalu apa saja yang diperdebatkan orang-orang elite negri ini persoalan gelar pahlawan nasional. Jika dibandingkan hambarnya makna pahlawan dimata anak-anak kita. Mungkin hanya sebagai bahan ingatan normatif yang harus mereka hafalkan ketika ada tes atau ujian. Tanpa kesadaran dan kebanggaan. Sayang anak-anak selalu bersikap jujur pada nuraninya. Kayaknya tak perlu simbol pahlawan, kalau hanya akan memenuhi dinding sekolah yang sudah tidak mampu menyangga pigura foto pahlawan. Kita bangga sebagai bangsa Indonesia, tetapi lebih bahagia bila kesejahteraan benar-benar menyentuh rakyat Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar